HARI ESOK KITA
Jika Tuhan tak ada maka penguasa lah Tuhan. Manusia tak bisa menjalani hidup tanpa
pegangan. Manusia adalah makhluk yang tidak bisa hidup tanpa kebenaran. Manusia
dan penguasa adalah satu landasan peristiwa kemajuan peradaban manusia di muka
bumi. Kuasa bukan menjelma sebagai diktator, bukan pula sebagai raja monarki. Kuasa adalah diri manusia yang tidak jauh dari
pertanyaan hidup dan kehidupan.
Kuasa diri meminta tumbal kesejarahan hidup yang
sama sekali tidak elok. Manusia sebagai diri adalah musuh abadi dalam satu
tubuh, permusuhan, bergelut demi kemenangan. Tidak aku katakan mengenai kuasa
diri ini kepada mereka yang takut kepada hidup, aku memilihmu untuk bebas
berjalan di kerumunan manusia yang sedang sakit parah itu karena rencana Barat
adalah menjadikan seluruh dunia tunduk di bawah kakinya. Kita adalah penguasa,
tak perlu tunduk kepada siapapun!!!
Mari kita pikirkan tentang proyek globalisasi dan
modernisasi, modern itu bermakna kekinian. Ya itulah kekinian yang semua orang
mengikuti perkembangan proyek kekinian. Maka adalah strategi -yang dikatakan
baik- globalisasi menyeret lalu menjerat pengikutnya. Globalisasi sama sekali
tak bisa disebut proyek hegemoni peradaban. Pertama sekali karena bahayanya
lebih besar dari manfaatnya. Kekinian itu adalah karya orang-orang Barat, kau tak ikut maka engkau
hidup dalam kesendirian dan kesengsaraan, sakit dan purba.
Oke lah orang modern maju sekali cara berpikir dan
bertindaknya. Orang modern dianggap lebih mulia daripada orang-orang masa lalu
yang hidup sebelum masehi. Tak ayal orang modern sangat bangga menjalani hidup
di kekinian yang suka
meniru dan hidup hanya sebagai tiruan saja. Aku mengatakan sebaliknya, budak di zaman
lampau, rakyat di zaman lampau lebih berbahagia karena fisik mereka menjadi
taruhan kalau berbuat salah. Mereka tak berpikir mengenai diplomasi, advokasi
dll, yang dipikirkannya adalah kemerdekaan hidup. Mari aku tanyakan kepada
manusia modern ini, mana suara kalian, mana? Inikan invidualisme yang disebut
liberalisme di Barat
yang di tanamkan dalam
pikiran bangsa kita. Mana aku tanya, orang modern itu.
Ayo lah jangan pasif begitu, perlu
aku sampaikan bahwa zaman kita ini zaman paradox. Katanya AC dan asap kendaraan
itu berbahaya buat ozon kita, tapi kenapa pula produksinya semakin tidak
terbilang jumlahnya? Engkau merasa gerah atau panas setiap hari, ya ya lah wonk
katanya AC itu membahayakan lapisan ozon juga merusak struktur kulit luar tubuh
tapi masih saja dipakai dan dijadikan barang komersil. Mestinya engkau lebih
suka menanam pohon, kelak jika ia tumbuh besar kita bisa memanjatnya bersama
atau dibuat ayunan seperti saat aku masih kecil dulu.
Ayo kita berpikir,
efek dari peradaban modern ini. Katanya “semua harus dimodernisasi”. Lihat lah
akibatnya, kiamat sudah di depan mata wahai saudara-saudara. Lihat lah asmotfer
bumi kita sudah bolong. Bagaimana kita akan hidup lebih lama lagi tanpa pelindung itu. Teknologi butuh tumbal
juga, minyak bumi, gas bumi. Agaknya aku tidak menyangkal bahwa materi tetap
memiliki hukum materi. Ketika cairan tubuh menurun maka penuaan dan penyakit
akan melanda siapa saja. Tidak hanya terjadi pada manusia, pula hewan dan
tumbuhan. Lalu bagaimana dengan bumi? Sama, bumi itu materi yang tidak mungkin
menghindari hukum materi. Sedotlah terus isi perut bumi itu, tambang dan bor
lah gunung-gunung itu, ambil emas, perak dan saudara-saudaranya. Maka duduklah
bersantai di taman buatan kita, bernyanyilah atau engkau lebih suka membaca
Koran atau surat kabar harian Kompas atau
engkau memilih berdzikir, sambil menunggu kehancuran alam kita.
Bumi kita sudah sangat tua, sebentar lagi,
waktunya tak lama lagi orang-orang akan meninggalkan negara, orang-orang akan
saling membunuh tanpa saling menjaga satu sama lain. Minyak bumi akan habis,
aaaaaaaaaa, negara yang terbanyak minyaknya akan diserang dengan politik ala
Amerika, yang sok baik itu. Berapa besar kerugian dalam sejarah peradaban
manusia diakibatkan oleh Amerika itu. Tidak terhitung jumlahnya. Inilah kuasa politik-kapitalisme, bengis dan sama sekali tidak menganut idealisme masyarakat
kita.
**
Awas... awas... hantu-hantu zaman
bergentayangan siap merusak mental anak-anak kita.
Oleh: Etto Nusantara
No comments:
Post a Comment