Mobile Legends rupa-rupanya sudah menjadi hobi bagi kebanyakan pemuda/i Indonesia. Dengan mudah kita bisa temukan para penggemar game ini di mana saja, terutama di warung kopi. Berbagai lomba tingkat nasional maupun internasional telah diselenggarakan oleh pihak Moonton sebagai bentuk apresiasi perusahaan kepada para penggemar produknya.
Banyak pemain game ini meraih sukses di dunia nyata, mereka berhasil mengumpulkan pundi-pundi rupiah melalui kemenangan lomba, joki, dan youtube. Bahkan kabarnya sudah ada yang berhasil membeli rumah dan membangun usaha bisnis lho... Hebat kan???
Yah, dibalik kehebohannya itu game Mobile Legends saat ini sudah menjelma menjadi budaya yang booming. Tentunya sebagai budaya baru, suatu produk tertentu justru akan berdampak terhadap mental pengikutnya. Jika dibandingkan dengan seluruh jumlah pemain di dunia, berapa orang ya yang sukses? Dan sebaliknya, berapa orang yang bahkan kehilangan pacar, pekerjaan, pendidikan dan lainnya disebabkan kecanduan permainan ini?
Seperti video di atas, di mana menampilkan perilaku para pemain Mobile Legends yang tidak pantas diinternalisasikan sebagai perilaku secara adat dikatakan tidak baik. Penulis sendiri adalah pemain game ini dan tentu saya tahu seperti apa rasanya ketika turun bintang, apalagi kredit skor berkurang gara-gara AFK signal buruk. Hehehe. Dalam kondisi tersebut para pemain dengan tidak sadar akan melakukan perilaku yang melawan tata nilai yang ada. Misalnya secara instan akan berkata "jancok, anjing, babi, dan cercaan lainnya". Ini adalah cacat mental disebabkan oleh game.
Terakhir, saran saya ayo kepada semua orang tua dan guru yang anak dan muridnya kecanduan game ini sebaiknya diarahkan ke sesuatu yang lebih bermanfaat. Misalnya ajak mereka camping, atau bagi orang tua upayakan untuk mengawasi anak-anaknya ya.
No comments:
Post a Comment